Pada malam tanggal 3 Desember, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol membuat pengumuman yang tidak terduga di televisi yang menyatakan darurat militer. Yoon menuduh partai-partai oposisi "memanipulasi Majelis Nasional dan mengganggu negara," dan bersumpah untuk melenyapkan "kekuatan anti-negara" di Korea Selatan. Langkah tersebut langsung memicu kontroversi yang meluas baik di dalam negeri maupun internasional, yang menandai krisis politik paling parah di Korea Selatan sejak berakhirnya kekuasaan militer pada tahun 1987.
Pengumuman darurat militer mengirimkan gelombang kejutan melalui pasar keuangan Korea Selatan:
Won Korea anjlok ke 1.430 per dolar, level terendah dalam dua tahun.
Won juga jatuh ke 961,89 terhadap 100 yen Jepang, level terendah dalam satu setengah tahun.
Dalam perdagangan AS pada hari Rabu, ETF Korea (EWY) memperpanjang kerugian, jatuh sebanyak 7% intraday.
Samsung Electronics turun 4,4% dalam perdagangan London.
Indeks KOSPI dibuka 1,97% lebih rendah setelah pengumuman darurat militer, dengan KB Financial Group turun hampir 4%, dan Samsung Electronics dan SK Hynix masing-masing kehilangan lebih dari 2%.
Sektor mata uang kripto Korea Selatan juga menghadapi gangguan yang parah. Bitcoin (BTC) di bursa Upbit anjlok hingga 30%, mencapai titik terendah $66.500.
Ripple (XRP) mengalami penurunan 60%, anjlok dari $2,90 menjadi $1,16.
Di tengah gejolak keuangan, Kementerian Keuangan Korea Selatan, bank sentral, dan otoritas regulasi keuangan segera turun tangan:
Bank Korea dan Kementerian Keuangan mengeluarkan pernyataan bersama yang berjanji untuk mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk menstabilkan pasar keuangan dan valuta asing, termasuk menyediakan “likuiditas tanpa batas.”
Otoritas regulasi mengumumkan rencana untuk menggelontorkan dana stabilisasi pasar senilai 10 triliun won.
Setelah keputusan Yoon untuk mencabut darurat militer, penurunan won mereda, dan sentimen pasar mulai stabil.
Menanggapi kritik dan tekanan yang meningkat baik dari dalam negeri maupun internasional, Yoon mengumumkan pencabutan darurat militer pada pukul 4:27 pagi tanggal 4 Desember, dengan menyatakan bahwa ia telah menyetujui tuntutan dari Majelis Nasional. Meskipun langkah ini untuk sementara meredakan kecemasan publik dan pasar, namun gagal mengatasi ketidakstabilan politik yang mendasarinya.
Partai oposisi telah mengumumkan rencana untuk mengajukan mosi pemakzulan terhadap Yoon, yang semakin memicu ketidakpastian politik.
Deklarasi darurat militer yang tiba-tiba ini tidak hanya memperparah kekacauan politik di Korea Selatan, tetapi juga meninggalkan dampak yang bertahan lama pada pasar keuangannya. Krisis ini menjadi pengingat yang jelas bagi para investor tentang risiko yang ditimbulkan oleh ketidakstabilan geopolitik, yang menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan dan manajemen risiko di masa ketidakpastian.
Meskipun Yoon telah mencabut perintah darurat militer, arah masa depan lanskap politik Korea Selatan masih sangat tidak pasti. Komunitas internasional akan memantau dengan saksama perkembangan lingkungan politik dan ekonomi Korea Selatan.