FxPro UK Gagal Menghasilkan Keuntungan pada tahun 2022, dengan Pendapatan Naik 20%

FxPro, broker ritel yang berbasis di London dan UEA, telah melaporkan hasil keuangan konsolidasinya untuk tahun 2022, melaporkan peningkatan pendapatan tetapi kerugian bersih sebesar £614558. Namun, perusahaan melaporkan bahwa mereka telah mencapai targetnya, termasuk peningkatan volume perdagangan nosional dan peningkatan aktivitas pelanggan ritel.

Menurut dokumen yang diajukan ke Companies House, total pendapatan FxPro UK Limited meningkat hampir 20% dari £936805 pada tahun 2021 menjadi £1,110,000 tahun lalu. Biaya pemasaran yang lebih tinggi dan "kerugian lain" menyebabkan perusahaan gagal menghasilkan laba untuk tahun kedua berturut-turut. Selain itu, dibandingkan dengan £545567 pada tahun 2021, kerugian bersih meningkat hampir 13% menjadi £614558. Sebagai perbandingan, laba bersih kumulatif perusahaan pada tahun 2020 adalah £466597.

Menurut komentar perusahaan, beberapa indikator kinerja utamanya telah meningkat, terutama dalam volume nominal, yang meningkat sebesar 8% menjadi $41 miliar pada tahun 2022, dibandingkan dengan $38 miliar yang dilaporkan tahun sebelumnya. Perusahaan mengaitkan pertumbuhan pendapatan terutama dengan dampak invasi Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan volatilitas pasar yang signifikan dan peningkatan aktivitas perdagangan pada tahun 2022.

"Peningkatan pendapatan terutama disebabkan oleh dampak invasi Rusia ke Ukraina, yang menyebabkan volatilitas signifikan di pasar, yang meningkatkan aktivitas perdagangan pada 2022," komentar perusahaan dalam pernyataan resmi. "

Laporan perusahaan juga mencatat penurunan nilai aset bersihnya, dari £4 juta pada 2021 menjadi £3,41 juta pada 2022.

Pada bulan Juni tahun ini, FxPro membuka kantor baru di Dubai, UEA, untuk memberikan layanan yang lebih dekat kepada pelanggan ritel dan institusi di wilayah tersebut.

Dua bulan setelah mengumumkan kantor barunya di Dubai, FxPro secara resmi memindahkan operasinya ke UEA. Perusahaan mengumumkan langkah tersebut pada bulan Agustus dan mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari komitmennya untuk memperluas kegiatan bisnisnya di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA).

(Sumber: Finance Magnates)