Seorang wanita Malaysia berusia 52 tahun telah menjadi mangsa penipuan investasi yang beroperasi di Telegram, mengakibatkan kerugian finansial sebesar RM105,600. Korban mengajukan laporan polisi setelah tidak dapat menarik pengembalian yang dijanjikan dan gagal memulihkan investasi awalnya dari skema penipuan.
Wanita tersebut melihat iklan di Telegram yang mempromosikan skema investasi yang menjanjikan keuntungan tinggi, mungkin puluhan ribu ringgit. Sebagai bagian dari penipuan, korban ditawari investasi uji coba gratis sebesar RM5.000. Beberapa hari kemudian, dia menerima imbalan sebesar 247 ringgit, yang meyakinkannya bahwa skema tersebut sah.
Antara 12 Februari dan 11 Maret, korban mentransfer RM105.600 melalui 17 transaksi ke dua rekening bank terpisah. Namun, pada 18 Maret, ketika dia berusaha menarik keuntungan investasinya, tersangka diminta setoran tambahan. Menyadari penipuan itu, dia mengajukan laporan polisi.
Pihak berwenang Malaysia sedang menyelidiki kasus ini dan telah memperingatkan publik tentang skema investasi yang tidak terdaftar atau ilegal yang menjanjikan pengembalian yang cepat dan tidak realistis.
Pihak berwenang juga mendorong masyarakat untuk memverifikasi keabsahan proposal investasi melalui saluran resmi, seperti halaman media sosial Departemen Investigasi Kejahatan Komersial (CCID) di Facebook, Instagram, dan TikTok. Pihak berwenang juga menyarankan korban penipuan keuangan untuk segera menghubungi National Fraud Response Centre (NSRC) Malaysia untuk mencegah transfer dana lebih lanjut dari rekening yang terkait dengan penipuan tersebut.