Dalam tindakan keras terhadap konten online penipuan pada tahun 2024, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia (MCMC) menghapus total 63.652 konten menipu dari platform media sosial, meningkat sepuluh kali lipat dari 6.297 konten yang dihapus pada tahun 2023.
Konten penipuan termasuk yang melibatkan kecerdasan buatan (AI) seperti deepfake, peniruan identitas tokoh terkenal, video, grafik, dan teks.
Penipu menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat video deepfake yang menampilkan sejumlah tokoh terkenal, seperti Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim dan mantan gubernur Bank Negara Malaysia Zeti Aziz (Tan Sri Dr Zeti Akhtar Aziz). Salah satu bentuk umum penipuan ini melibatkan skema “ahli investasi”, di mana penipu seperti “Zeti Akhtar” palsu memikat korbannya dengan mengaku berbagi tip dan pengalaman berinvestasi. Penipuan ini sering kali menipu individu untuk bergabung dengan grup penipuan WhatsApp dan dengan demikian menjadi korban penipuan investasi. Statistik dari Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) menunjukkan bahwa penipuan investasi adalah jenis penipuan yang paling umum.
Wakil Menteri Komunikasi Teo Nie Ching mendesak penyedia platform online seperti TikTok dan META untuk meningkatkan upaya pemantauan mereka untuk memerangi lonjakan konten online yang berbahaya dan penipuan, terutama yang melibatkan AI.
Dalam postingan Facebook sebelumnya, Teo Nie Ching juga memperingatkan masyarakat agar tidak terjerumus ke dalam video deepfake yang diedarkan dalam bahasa Mandarin dan diberi judul "Rahasia Investasi Seumur Hidup Zeti". Dalam video tersebut, "Zeti" palsu mengaku memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun di bidang keuangan, merumuskan kebijakan moneter Malaysia dan menyaksikan perubahan ekonomi yang besar. Video-video ini secara menipu mengundang pemirsa untuk bergabung dengan komunitas online dan mendapatkan tips saham dan wawasan ekonomi, yang pada akhirnya mengarahkan mereka ke dalam penipuan investasi.